image indonesiakaya.com |
Wisata-kotasemarang.blogspot.com - Wilayah kota Semarang memang terkenal dengan banyaknya ras Tionghoa yang singgah sejak zaman penjajahan dulu. Mereka bermukim awalnya dari wilayah Daerah mangkang. Sudah beratus tahun yang lalu mereka mulai bermukim. Berdasarkan sejarah mengatakan bahwa asal mereka adalah dari Wakang Thoen atau perahu layar besar, yang kini disebut dengan lokasi Mangkang.
Pemberontakan orang Thionghoa di Batavia
Salah satu yang mendasari perpindahan orang tionghoa ke Semarang adalah karena adanya pemberontakan etnis ini di Batavia. Mereka menuju lokasi di semarang yang disebut dengan Wakan Thoen yang selanjutnya disebut mangkang. Pada masa Kolonial Belanda Etnis ini dibantai dan mereka melokalisir ke tempat yang mudah dipantau, yakni di sekitar kali Semarang. Tempat lokalisir inilah yang selanjutnya disebut dengan wilayah Pecinan Semarang.
Mulai sejak dilokalisir di seputar Kali Semarang, orang-orang Tionghoa yang selalu mengadakan upacara sembahyang dan harus bersusah payah pergi ke klenteng Gedung Batu, Simongan. Baik untuk sembahyang satu hari ataupun untuk memperingati kehadiran Laksamana Cheng Ho yang sangatlah dihormati itu.
Dibangunlah Klenteng Tay Kak Sie
Pada saat itu, jarak yang perlu ditempuh untuk meraih bukit Simongan dari lokasi pemukian orang-orang Tionghoa disepanjang Kali Semarang terbilang sangatlah jauh, mengingat keadaan kota Semarang saat itu yang masih tetap berpusat di lokasi kota lama saat ini, juga lantaran keadaan keamanan yang senantiasa jadi penghambat untuk orang-orang yang mau bersembahyang di klenteng tertua di Semarang itu, lalu mendorong mereka untuk membangun tempat beribadah di dekat rumahnya.
Bermula dari seorang pedagang Khouw Ping (Xu Peng), pada th. 1724 didirikanlah suatu rumah pemujaan yang lalu dinamakan Kwan Im Ting. Tempatnya terdapat disamping suatu kolam kecil, ditengah rerimbunan pohon - pohon asam serta agak terpencil dari pemukiman.
Klenteng kecil itu makin lama beralih jadi pusat keramaian, daerah sekitarnya juga berkembang jadi makin ramai serta padat. Tiap-tiap tanggal 1 (Je It) serta 15 (Cap Go) penanggalan Imlek, tempat itu senantiasa ramai dikunjungi orang-orang pecinan. Bila dipetakan dalam keadaan saat ini, Kwan Im Ting sangka - sangka terdapat ditengah pada jalan Wotgandul Timur (Cap Kao Keng) serta jalan Gang Cilik, atau ada ditengah - tengah jalan Gang Belakang.
Kolam kecil yang ada di sena kemudian diberi nama Bale Kambang. Lokasi ini bertahan sepanjang kian lebih 200 th.. Sayangnya lantaran kolam itu banyak digunakan untuk menumpuk sampah serta kotoran yang lain, pada th. 1966 pada akhirnya ditutup untuk umum serta saat ini diatasnya sudah berdiri bangunan gudang.
Pada th. 1753 berlangsung momen bentrokan antar geng penjudi yang tengah mabuk di halaman Kwan Im Ting. Momen ini menyebabkan reaksi yang sangatlah besar dari tokoh-tokoh besar saat itu. Dari kejadian itu lalu nampak pemikiran untuk memindahkan Kwan Im Ting ketempat lain yang lebih luas serta aman. Beragam perbincangan selalu dikerjakan, sampai pada akhirnya pada th. 1771.
Dibawah panduan pakar fengshui, di pimpin oleh Khouw Ping, sebagian saudagar tionghoa pilih suatu areal tanah luas di pinggir Kali Semarang yang saat itu masih tetap berbentuk kebun lombok. Orang-orang tionghoa bergotong royong menyumbang beragam kepentingan pendirian tempat beribadah baru mereka, bukanlah saja sumbangan uang, namun juga beragam bahan bangunan. Para tukang batu, tukang kayu, pakar ukir serta banyak lagi dihadirkan dari beragam tempat. Patung-patung beberapa dewa serta dewi dihadirkan langsung dari negeri China.
Mulailah pada tahun 1772, satu tahun sejak mulai di bangun, klenteng itu sudah berdiri dengan megah serta kokoh, Tay Kak Sie namanya, berarti Kuil Kesadaran.
Keunikan Prosesi Pemindahan Patun Kwan Im Poo Sat (Dewi Welas Asih Avalokiteswara)
Prosesi memindahkan patung serta abu dupa Kwan Im Poo Sat (Dewi Welas Asih Avalokiteswara) dari Kwan Im Ting ke Tay Kak Sie dikerjakan dalam upacara sembahyang besar - besaran. Pertunjukan wayang potehi dari Batavia (saat ini Jakarta) diselenggarakan sepanjang dua bln. penuh, tersebut untuk pertama kalinya orang-orang Semarang mengetahui wayang potehi.
image source antarafoto.com |
image source seputarsemarang.com |
image source antarafoto.com |
image source bpras.com |
image source tripadvisor.com |
Muncullah Gang Lombok
Kehadiran klenteng Tay Kak Sie di atas kebun lombok, pada akhirnya membuat klenteng itu juga di kenal juga sebagai klenteng Gang Lombok. Keberadaannya benar-benar membuat situasi di sekelilingnya jadi hidup serta ramai. Kali Semarang yang saat itu masih tetap lebar serta dalam bisa dilewati oleh perahu serta tongkang, hilir mudik dari laut sampai kedalam kota, bikin perdagangan disitu jadi makin ramai serta maju.
Areal tempat kapal-kapal membongkar muatannya terdapat tak jauh dari klenteng Tay Kak Sie. Beberapa besar gudang disitu yaitu punya Khouw Ping, hingga makin lama tempat itu di kenal masyarakat seputar juga sebagai sungainya Khouw Pinga� atau dalam logat Semarangan jadi kalinya Khauw Ping�. Llidah orang sekitar menyederhanakannya jadi Kali Koping.
Begitulah sejarahnya terjadi Klenteng Tay Kak Sie
Komentar
Posting Komentar